|SEE ON MY BLOG

Kamis, 18 Oktober 2012

Contoh Proposal Event Lengkap

Posted by Kampoeng Sereh 01.53, under | 2 comments

Buatlah proposal tidak perlu harus muter-muter dan bertele-tele, lansung saja pada point yang dimaksud. Karena yang akan membaca adalah para manajer yang akan mengambil keputusan bagi seponsor. Buatlah proposal ini dalam 2 versi, dengan Power Point dan print out agar mudah didistribusikan kepada calon sponsor. Untuk proposal ini hanya kerangka pengantar, isinya dapat digubah sesuai dengan tema acara yang kita inginkan. Selamat mencoba...

Agar proses Dowload lancar sebaiknya Daftar Disini caranya cukup mudah.

Mata Anggaran
Download Disini

Rundown Acara
Download Disini

Checklists
Download Disini

Materi Promo Publikasi
Download Disini

Time Schedule
Download Disini

Template Desain Acara
Download Disini

Data Sponsor Mitra Kerja dan Ticket Box
Download Disini

Template Desain Acara
Download Disini

Template Proposal Sponsor Besar
Download Disini

Lembaran Konfirmasi Kerjasama
Download Disini

Contoh Konsep Acara 1
Download Powerpoint

Estimasi Budgeting Event Besar
Download Excel Documen

Penawaran Menjadi Media Partner
Download Excel Documen

Media Order
Download Documen

Rabu, 25 Mei 2011

Sejarah Bendungan Jatiluhur

Posted by Kampoeng Sereh 23.33, under | No comments

 1.  Umum
Bendungan adalah setiap penahan buatan, jenis urugan batu atau jenis lainnya, yang menampung air atau dapat menampung air baik secara alamiah maupun buatan, termasuk pondasi, bukit/tebing tumpuan, serta bangunan pelengkap dan peralatannya. Dalam pengertian ini termasuk juga bendungan limbah galian tetapi tidak termasuk bendung dan tanggul. Dari segi konstruksi bendungan terdiri dari bendungan urugan dan bendungan beton. Bendungan urugan terdiri dari bendungan urugan serba sama (homogenous), bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di dalam tubuh bendungan (claycore rockfill dam, zone dam) dan bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (concrete face rockfill dam). Sedang bendungan beton terdiri dari bendungan beton berdasar berat sendiri (concrete gravity), bendungan beton dengan penyangga (buttress dam), bendungan beton berbentuk lengkung (concrete arch dam), dan bendungan beton berbentuk lebih dari satu lengkung (multiple arch dam) (sumber KNI-BB). Berdasarkan ukurannya Bendungan Jatiluhur termasuk ke dalam bendungan besar.
Air yang ditampung akibat dibangunnya bendungan biasanya digunakan untuk irigasi, pasok air baku untuk air minum, industri dan perkotaan, perikanan serta pembangkitan listrik. Manfaat lain bendungan adalah untuk pengendalian banjir dan pariwisata. Disamping untuk menampung air, bendungan juga dibangun untuk menampung material lain, seperti buangan / limbah pertambangan dan lahar dingin. Bendungan untuk menahan lahar dingin disebut juga bendungan sabo (sabo dam).
Setelah perang Dunia Kedua, terkait dengan peningkatan populasi yang tajam, kebutuhan pangan dan listrik, baik untuk rumah tangga maupun industri, meningkat pesat. Pemerintah Indonesia memutuskan untuk melaksanakan pembangunan bendungan besar di utara Provinsi Jawa Barat, untuk memenuhi penyediaan pangan dan listrik tersebut.
Selama masa pelaksanaan, proyek pembangunan ini dinamakan “Jatiluhur Multipurpose Project” dan setelah penyelesaiannya dinamakan menjadi Bendungan dan Pembangkit Listrik Juanda, sebagai kenang-kenangan atas peran Perdana Menteri terakhir Indonesia Ir. H. Djuanda dalam terwujudnya pembangunan Bendungan Jatiluhur.
Pada dasarnya proyek pembangunan Bendungan Jatiluhur dibuat untuk keperluan irigasi dan listrik, namun memiliki tujuan lainnya, yakni pasok air baku, pengendalian banjir, penggelontoran kota, perikanan darat, dan pariwisata.
2.  Lokasi Bendungan Jatiluhur
1.

Berjarak kurang lebih 100 km arah Tenggara Jakarta, yang dapat dicapai melalui jalan tol Jakarta Cikampek dan jalan tol Cipularang (ruas Cikampek – Jatiluhur), dan 60 km arah Barat Laut Bandung, yang dapat dicapai melalui jalan tol Cipularang (ruas bandung – Jatiluhur). Dari Kota Purwakarta sekitar 7 km arah barat. Berdasarkan koordinat geografis, posisi Tubuh Bendungan Jatiluhur berada pada 6o31’ Lintang Selatan dan 107o23’ Bujur Timur. Kotak merah pada gambar kiri menunjukkan posisi Bendungan Jatiluhur pada peta.
 3. Bendungan Jatiluhur
Bendungan Jatiluhur merupakan bendungan terbesar di Indonesia, membendung aliran Sungai Citarum di Kecamatan Jatiluhur – Kabupaten Purwakarta – Provinsi Jawa Barat, membentuk waduk dengan genangan seluas ± 83 km2 dan keliling waduk 150 km pada elevasi muka air normal +107 m di atas permukaan laut (dpl).  Gambar disamping adalah denah area Waduk Jatiluhur sebelum dan sesudah penggenangan. Luas daerah tangkapan Bendungan Jatiluhur adalah 4.500 km2. Sedangkan luas daerah tangkapan yang langsung ke waduk setelah dibangun Bendungan Saguling dan Cirata di hulunya menjadi tinggal 380 km2, yang merupakan 8% dari keseluruhan daerah tangkapan. Daerah tangkapan (upper Citarum) meliputi wilayah Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Purwakarta. Pada Awalnya dirancang memiliki kapasitas tampungan 3 milyar m3, namun saat ini tinggal 2,44 milyar m3 (hasil pengukuran batimetri tahun 2000) akibat sedimentasi. Namun demikian setelah dibangun Bendungan Saguling dan Cirata di atasnya, laju sedimentasi semakin menurun. Bendungan Jatiluhur merupakan bendungan multiguna, dengan fungsi sebagai pembangkit listrik dengan kapasitas terpasang 187,5 MW, pengendalian banjir di Kabupaten Karawang dan Bekasi, irigasi untuk 242.000 ha, pasok air untuk rumah tangga, industri dan penggelontoran kota, pasok air untuk budidaya perikanan air payau sepanjang pantai utara Jawa Barat seluas 20.000 ha, dan pariwisata. Bendungan ini mulai dibangun pada tahun 1957 ditandai dengan  peletakkan batu pertama pembangunan oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno. Tanggal 19 September 1965 merupakan kunjungan terakhir Ir. Soekarno ke Bendungan Jatiluhur, yakni sebelas hari sebelum pecahnya peristiwa G 30 S PKI. Pada kesempatan tersebut sempat dilaksanakan Sidang Kabinet Dwikora.
Gambar 3: Denah Area Bendungan Ir. H. Djuanda Sebelum Penggenangan
Gambar 4: Citra Satelit Waduk Jatiluhur
Gambar 5: Foto Bendungan Jatiluhur (diambil tahun 2000)
Peresmian oleh Presiden RI Kedua Jenderal Soeharto pada tanggal 26 Agustus 1967. Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan Bendungan Ir. H. Djuanda hingga selesai adalah US$ 230 juta. Biaya ini meliputi biaya dalam bentuk dolar dan rupiah.

Gambar 6 : Peresmian Konstruksi Bendungan Jatiluhur. (Sumber: Menyimak Bendungan di Indonesia (1910 – 2006) KNI-BB, Yayasan Kilas Teknologi Konstruksi Indonesia)
Gambar 7: Kunjungan terakhir Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno, ke Bendungan Jatiluhur
Gambar 8 : Pegawai dan masyarakat Menyambut kedatangan Presiden Pertama RI,. Soekarno
Gambar 9: Foto Peresmian Bendungan Jatiluhur
Terlihat dalam gambar di atas Ibu Tien Soeharto sedang melakukan pengguntingan pita sebagai tanda diresmikannya Bendungan Jatiluhur. Foto di bawah ini memperlihatkan Presiden Pertama RI Jenderal Soeharto sedang berada di Gedung Istora dan kemudian berjalan menuju ke arah Hotel Pasanggrahan. Lokasi ini berada di semenanjung bagian udik Bendungan Jatiluhur (dekat bukit tumpuan kanan).
Gambar 10: Presiden Soeharto sedang menikmati hidangan di Gedung Istora
Gambar 11: Presiden Soeharto, berjalan menuju Hotel Istora
Gambar 12: Foto Ir. H. Djuanda
Untuk mengenang jasa Ir. H. Djuanda (nama lengkap Ir. H. R. Djoeanda Kartawidjaja) dalam memperjuangkan pembiayaan pembangunan Bendungan Jatiluhur, bendungan ini dinamakan secara resmi Bendungan Ir. H. Djuanda. Beliau adalah Perdana Menteri RI terakhir dan memimpin kabinet Karya (1957 – 1959). Ir H Djuanda Kartawidjaja, lulusan Technische Hogeschool (Sekolah Tinggi Teknik) – sekarang Institut Teknologi Bandung (ITB), yang sebelumnya pernah menjabat menteri di antaranya Menteri Perhubungan, Pengairan, Kemakmuran, Keuangan dan Pertahanan. Beliau bersama-sama dengan Ir. Sedijatmo dengan gigih memperjuangkan terwujudnya proyek Jatiluhur di Pemerintah Indonesia dan forum internasional. Pada kunjungan terakhirnya Ir. Soekarno menyampaikan perintah untuk menyelesaikan pembangunan Bendungan Jatiluhur pada akhir April 1966, namun tidak terlaksana karena pemberontakkan G 30 S PKI.
Gambar 13: Kunjungan Wakil Presiden Drs. Moch. Hatta di Bendungan Jatiluhur tanggal 25 September 1956
4.  Sungai Citarum
Sebagai sungai terpanjang dan terbesar di Jawa Barat, mengalir sepanjang lebih kurang 270 km dari mata air di Gunung Wayang di Kabupaten Bandung, sampai muaranya di Laut Jawa dengan melalui Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Purwakarta, membagi daerah administrasi Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi dari Kedung Gede ke hilir dan berakhir dari Muara Gembong sebagai muara Sungai Citarum ke Laut Jawa. Sungai Citarum memiliki volume aliran tahunan rata-rata 5,5 milyar m3, luas DAS 6.600 km2. Memiliki tinggi curah hujan tahunan rata-rata 2.353 mm, dengan 80% hujan jatuh pada periode November – Mei.
Sungai Citarum dengan beberapa sungai lainnya di Jawa Barat bagian utara, yaitu: Ciherang, Cilamaya, Cijengkol, Ciasem, Cigadung, Cipunegara, dan Cilalanang membentuk suatu wilayah hidrologis yang terintegrasi, dengan satuan hidrologis seluas 1.100.000 ha. Gambar di bawah ini adalah Mata Air Pangsiraman, yakni salah satu dari tujuh mata air Sungai Citarum yang berada di Gunung Wayang – Ciwidey. Nama keenam mata air Sungai Citarum lainnya adalah Cikahuripan, Cikawedukan, Cisanti, Cikaloberes, Cisadane/Cihaliwung dan Cikadugalan/Cipaedah. Ketujuh mata air ini berada pada area Situ Cisanti yang memiliki ketinggian +2.180 m dpl.
Gambar 14: Foto Mata Air Pangsirama
Gambar di bawah ini adalah Foto Udara Muara Gembong, yakni salah satu dari tiga muara Sungai Citarum yang berada di Kabupaten Bekasi. Dua muara lainnya adalah Muara Karawang dan Muara Bungin yang berada di Kabupaten Karawang.
Gambar 15: Foto Muara Gembong
Gambar 16: Peta DAS Citarum dan interkoneksinya
Pada tahun 1984 dan 1987 beroperasi 2 buah bendungan besar di hulu Bendungan Ir. H. Djuanda, yakni Bendungan Saguling dan Bendungan Cirata. Dengan dibangunnya kedua bendungan tersebut, kapasitas tampungan keseluruhan menjadi sama dengan aliran tahunan Sungai Citarum.
5. Gagasan Pembangunan Bendungan Jatiluhur
Gagasan pembangunan bendungan di Sungai Citarum dudah dimulai pada abad ke-19 oleh para ahli pengairan pada waktu itu dengan telah dilakukannya survey awal antara lain survey topografi dan hidrologi. Bahkan pengukuran debit Sungai Citarum untuk keperluan bendungan dan irigasi telah di mulai pada tahun 1888.
Gagasan pembangunan tersebut kemudian dikembangkan dan disempurnakan oleh Prof. Dr. Ir. W.J. van Blommestein, seorang ahli pengairan Belanda pada tahun 1930. Gagasan ini untuk pertama kali dipresentasikan pada pertemuan tahunan Persatuan Insinyur Kerajaan Belanda (Koninklijk Instituut van Ingenieurs atau KIVI) tanggal 18 Desember 1948 di Jakarta dengan judul “Een Federaal Welvaartsplan voor het Westelijk Gedeelte van Java”. Ketika itu, Prof. Ir. W.J. van Blommestein, Kepala Perencanaan Jawatan Pengairan Belanda, sudah melakukan survey secara lebih rinci untuk membuat rencana pembangunan tiga waduk besar di sepanjang aliran sungai Citarum; Saguling (sebelumnya dinamakan Waduk Tarum oleh Prof. Ir. W.J. van Blommestein), Cirata dan Jatiluhur.
Selanjutnya Prof. W.J. van Blommestein  sampai kepada sebuah gagasan dimana selain potensi tiga waduk di Sungai Citarum, juga ada potensi pengembangan antar Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk sungai-sungai di Pulau Jawa, yang dikenal dalam tulisannya berjudul “A Development Project for the Island of Java and Madura” pada Agustus 1979. Gagasannya waktu itu adalah Jatiluhur hanya dikembangkan untuk kepentingan irigasi dan pembangunan kanal untuk transportasi air dari Anyer sampai Surabaya melewati Solo.
Prof. Ir. Wilem Johan van Blommestein lahir di Kertasura Kota Solo tanggal 15 Mei 1905 dan meninggal pada tanggal 11 Agustus 1985. Kuliah di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1924 dan lulus dengan mendapar gelar insinyur pada tahun 1928. Pada ini juga beliau langsung ditugaskan ke wilayah afdeling Karawang. Setahun kemudian beliau pindah ke Purworejo, bekerja sebagai insinyur dibidang keirigasian. Tahun 1931 sampai 1934 beliau bertugas di Yogyakarta
Gambar 17 : Foto Prof. Ir. Wilem Johan van Blommestein.
Karya lainnya adalah salah satu bendungan terbesar di dunia yang dibangun di Suriname, yang kemudian diberi nama Bendungan Blommestein. Bendungan ini memiliki luas genangan 1.560 km2, dengan tinggi 54 m. Panjang puncak bendungan keseluruhan 12.000 m. Luas daerah tangkapan 12.000 km2. Bendungan mulai dibangun tahun 1960 dan selesai tahun 1964.
Gambar 18: Foto Bendungan Blommestein
Gagasan Prof. Dr. Ir. W.J. van Blommestein kemudian dikaji ulang oleh Ir. Van Scravendijk tahun 1955 dengan tulisan berjudul “Integrated Water Resources Development in Citarum River Basin” (240,000 ha sawah). Gagasan ini kemudian dilengkapi oleh Ir. Abdullah Angudi tahun 1960 melalui nota pengelolaan sehingga menjadi Rencana Induk Pengembangan Proyek Serbaguna Jatiluhur.
Gagasan untuk membangun sebuah bendungan di aliran sungai Citarum dirintis kembali pada era tahun 1950-an. Ir. Agus Prawiranata sebagai Kepala Jawatan Irigasi waktu itu mulai memikirkan pengembangan jaringan irigasi untuk mengantisipasi kecukupan beras dalam negeri. Ketika itu, Indonesia sudah menjadi negara pengimpor beras terbesar dunia. Namun untuk membangun bendungan dengan skala besar, ketika itu masih menjadi  bahan tertawaan, karena Pemerintah RI belum punya uang.
Lalu ide ini dibahas bersama Ir. Sedyatmo, yang ketika itu menjabat sebagai Kepala Direksi Konstruksi Badan Pembangkit Listrik Negara, Direktorat Jenderal Ketenagaan, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik. Kebetulan waktu itu PLN punya anggaran dan memang sedang berupaya mencari pengganti sumber daya listrik yang masih menggunakan minyak, karena memang mahal. Lalu, Ir. Sediyatmo menugaskan Ir. P.C. Harjosudirdjo (sekarang; Prof. DR. Ir. P.K. Haryasudirja) ketika itu sebagai Asisten Kepala Direksi Konstruksi PLN, untuk merancang Bendungan Jatiluhur ini.
Sebelum pembangunan Bendungan Jatiluhur, bagian utara Provinsi Jawa Barat telah dibangun beberapa prasarana sumber daya air, seperti Bendung Walahar, Pundong, Salamdarma, Barugbug dan sebagainya. Namun masing-masing prasarana sumber daya air tersebut belum terintegrasi dan sebagaimana fungsi bendung, tidak dapat menampung air dimusim hujan sehingga pada musim hujan selalu banjir dan kekeringan pada musim kemarau. Intensitas tanam (crop intensity) hanya 1, yakni 1 kali tanam setahun. Kemudian daerah pertanian tersebut sebagian besar dikuasai para tuan tanah, dan petani sebagian besar adalah penggarap yang tidak memiliki tanah.
Hal penting yang juga menjadi pertimbangan saat itu, menurut Prof. DR. Ir. P.K. Haryasudilja, ketika itu sebagai Asisten Urusan Jatiluhur yang menangani urusan perencanaan maupun pelaksanaan pembangunannya, adalah pertimbangan suplai air ke Jakarta. Ketika itu pelabuhan Tanjung Priok tak pernah disinggahi kapal-kapal asing, karena tidak cukup air untuk perbekalan kapal. Sehingga kegiatan ekspor-impor dari Tanjung Priok tersendat. Haryasudirja yang membuat spesifikasi bendungan Jatiluhur, mengaku meniru gaya bendungan terbesar di dunia, yaitu bendungan Aswan di Mesir. Menggunakan konsultan dari Perancis yang sudah berpengalaman dalam membangun bendungan besar.
6.  Masa Pembangunan Bendungan Jatiluhur
Masa pembangunan Proyek Jatiluhur juga unik, sebab sempat mengalami sembilan kali pergantian kabinet dari Kabinet Karya Tahun 1957 sampai Kabinet Ampera Tahun 1967.
Menteri-menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga pada masa pembangunan Bendungan Jatiluhur adalah Ir. Pangeran Mohamad Noor, Ir. Sardjono Dipokusumo, Mayjen D. Suprayogi, dan Dr. Ir. Sutami. Tahun 1965 Menteri PUT dalam kompartemen Pembangunan Mayjen D. Suprayogi membawahi 6 kementerian yaitu: Kementerian Listrik dan Tenaga Ir. Setiadi Reksoprodjo, Menteri Pengairan Dasar Ir. Petrus Kanisius Hardjosudirdjo, Menteri Binamarga Mayjen Hartawan Wirjodiprodjo, Menteri Ciptakarya dan Konstruksi David Cheng, Menteri trans Sumatera Ir. Bratanata dan Menteri Negara diperbantukan pada Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan Tenaga Ir. Sutami.
Hal yang perlu dicatat dari periode pembangunan ini adalah Perancis tidak pernah menyelesaikan pembangunan Bendungan Jatiluhur. Pada tanggal 15 Oktober 1965, yakni 15 hari setelah pecah G 30 S PKI, para tenaga ahli asing kembali ke negaranya. Pada saat itu sebagian konstruksi menara pelimpah utama bagian atas belum selesai dan Bendungan pelana Pasirgombong Barat dan timur sama sekali belum dibuat. Penyelesaian pekerjaan yang tersisa tersebut dilaksanakan secara swakelola oleh tenaga ahli dari Indonesia dengan memanfaatkan peralatan yang ditinggalkan.
Namun demikian pada saat peresmian Bendungan Jatiluhur oleh Presiden Soeharto, pekerjaan masih belum selesai seratus persen. Pelimpah pembantu (auxiliary) yang berada di tumpuan kiri Bendungan Pelana Ubrug belum sesuai dengan rencana awalnya, yakni penggunaan pintu radial pada kedua jendelanya. Hal ini disebabkan biaya untuk penyelesaian tidak tersedia lagi.
Agar Bendungan Jatiluhur dapat beroperasi sesuai rencana, pada keempat jendela pelimpah pembantu Ubrug dibuat beton lunak lengkung yang puncaknya mencapai elevasi +111,6 m, yakni elevasi banjir maksimum. Pelimpah pembantu Ubrug dioperasikan dengan cara meledakkan beton lunak lengkung. Namun demikian selama operasi Bendungan Jatiluhur, pelimpah pembantu tersebut belum pernah dioperasikan.
Berikut adalah tenaga ahli/insinyur periode awal pembangunan Bendungan Jatiluhur:
  1. Ir. Patti (tidak sampai selesai)
  2. Ir. Masduki Umar
  3. Ir. Ahmad Musa
  4. Ir. Donardi Senosarto
  5. Ir. Sutopo
  6. Ir. Sudarjo
  7. Ir. Asban Basiran (saat ini masih membantu Direksi PJT II sebagai Tenaga Senior dibidang Bendungan)
  8. Ir. Samsiar
7. Demografi Daerah Genangan
Genangan yang terjadi akibat pembangunan Bendungan Jatiluhur menenggelamkan 14 Desa dengan penduduk berjumlah 5.002 orang. Penduduk tersebut kemudian sebagian dipindahkan ke daerah sekitar bendungan dan sebagian lainnya pindah ke Kabupaten Karawang. Sebagian besar penduduk waktu itu bekerja sebagai petani.
8. Produksi Listrik
Produksi listrik pertama dimulai pada tahun 1965 dan disalurkan ke Bandung melalui Saluran udara tegangan tinggi 150 kV milik PLN. Penyaluran ke Jakarta baru dilakukan pada tahun 1966. PLTA unit VI baru dipasang oleh PT. PLN Pikitdro Jabar antara tahun 1979 – 1981 dengan kapasitas 32 MW.

Selasa, 22 Maret 2011

Menggali Sejarah Kota Tua Jakarta

Posted by Kampoeng Sereh 07.04, under | No comments

Awal sejarah Kota Tua Jakarta dimulai dari sebuah kampung kecil bernama Jayakarta yang terletak di pinggir Kali Ciliwung. Kampung ini kemudian berkembang menjadi sebuah kota dagang besar sejak Jan Pieterszoon Coen, salah seorang petinggi VOC, mendirikan Batavia sekitar abad 17.

Salah satu sisa kejayaan Batavia adalah bangunan Museum Sejarah Jakarta atau lebih dikenal sebagai Museum Fatahilah. Dalam sejarahnya bangunan ini merupakan gedung Stadhuis atau pusat pemerintahan VOC yang dibangun pada tahun 1707.

Dalam peta lama Batavia, Stadhuis ini terletak di selatan stadhuisplein (lapangan Balaikota). Di timur berbatasan dengan Tijgersgracht atau terusan macan yang kini dikenal sebagai Jalan Lada dan Jalan Pos Kota (depan Gedung Imigrasi, Museum Seni Rupa dan Keramik serta Gedung BNI 46) . Di bagian barat berbatasan dengan De Binnen Nieuw Poortstraat, sekarang Jalan Pintu Besar Utara.

Sebagai pusat pemerintahan kala itu, di sekitar kawasan Stadhuis banyak berdiri gedung-gedung lain, dari mulai tempat ibadah hingga perkantoran. Bangunan-bangunan tua itu sampai sekarang masih berdiri meskipun beberapa diantaranya mulai rapuh digerus zaman.

Untuk menyelamatkan bangunan kuno bernilai historis dan seni arsitektur tinggi yang tersebar di kawasan Kota Tua, Gubernur Ali Sadikin (1966-1977) mencanangkan program Revitalisasi Kota Tua. Secara umum, kawasan Kota Tua mempunyai luas 864 hektar mencakup wilayah Jakarta Kota sekitarnya, dari seputar Glodok hingga Pelabuhan Sunda Kelapa.

Saat ini tercatat ada 284 bangunan bersejarah di sekitar kawasan Kota Tua. Guna melestarikan sekaligus menumbuhkan semangat kecintaan dan sense of belonging terhadap bangunan bersejarah tersebut, beberapa kelompok anak muda seperti Komunitas Historia Indonesia (KHI), Jakarta Heritage Community (JHC), Indonesian Federation of Friends of Museums (IFFM) dan Komunitas Jelajah Budaya (KJB) aktif melakukan kegiatan wisata sejarah ke kawasan Kota Tua, minimal sebulan sekali.

pada tahun 2009, misalnya. Mereka menggelar acara wisata sejarah berjalan kaki menelusuri Kota Tua bertajuk 'Jakarta Night Trail' . Acara ini diikuti kurang lebih 300 peserta dari seluruh Jabotabek yang rata-rata berusia muda. 'Harapan kami melalui kegiatan ini, kesadaran mencintai dan menjaga bangunan bersejarah di Kota Tua makin tumbuh dan dapat dukungan masyarakat,' kata Asep Kambali, Founder KHI.

Bukan cuma LSM, Pemerintah Kotamadya Jakarta Barat pun tak ingin ketinggalan untuk lebih menghidupkan kembali wisata Kota Tua dengan meresmikan program wisata malam, awal Juni 2009. Pelaksanaan program wisata malam itu, akan melibatkan berbagai unsur, seperti Paguyuban Kota Tua, kelompok usaha kecil dan menengah (UKM) serta masyarakat sekitar.

Jumat, 25 Februari 2011

Agency SPG ( Sales Promotion Girls )

Posted by Kampoeng Sereh 19.26, under | No comments

Untuk mendukung berbagai macam event yang diadakan, langkah production juga berperan sebagai agency spg (Sales Promotion Girls) dan usher.
Jasa SPG dan usher yang digunakan klien adalah mereka yang sudah memiliki pengalaman dan terseleksi secara kemampuan khusus. Kita selalu merekomendasikan SPG dan usher yang terbaik, dalam hal ini mereka yang proaktiv dan creative terhadap event-eventnya. Pengalaman / jam terbang dari usher dan spg yang membuat event-event klien  menjadi semarak dan sukses.







Jasa Wedding Organizer

Posted by Kampoeng Sereh 19.23, under | No comments

Dengan pengalaman yang di miliki sebagai perusahaan profesional yang begerak di bidang Jasa Wedding Organizer, pastinya sebuah EO selalu menghadirkan kemasan yang cantik pada setiap event pernikahan yang di tangani.
Dalam setiap acara pernikahan / wedding yang diharapkan oleh semua keluarga terutama kedua mempelai adalah acara yang terorganisir baik kelancaran dan tiada cacat selama acara tersebut berlangsung. Sehingga para tamu yang datang merasakan nyaman dan senang.
Sebagai wedding organizer yang professional tidak hanya menghadirkan acara pernikahan yang berjalan dengan lancar dan baik tetapi juga mengemas acara lebih kreatif dan dipenuhi ide-ide segar.
Acara pernikahan yang baik adalah acara yang meninggalkan kesan yang manis bagi semua orang yang menghadirinya.
Pernikahan adalah bersatunya dua keluarga yang berbeda, oleh karena itu pasti ada unsur-unsur tradisional yang terdapat di dalam lingkungan keluarga kedua mempelai itu. Dengan segudang pengalaman yang dimiliki, sebuah EO harus siap membantu mendiskusikan hal-hal yang penting untuk di terapkan dalam acara pernikahan itu.
Apakah pernikahan Anda sudah terkonsep dengan matang?


Jasa Event Organizer untuk Seminar

Posted by Kampoeng Sereh 19.18, under | No comments

Penyelenggaraan seminar / workshop tertentu membutuhkan kerja team yang baik agar berjalan lancar sesuai dengan yang diinginkan sehingga semua peserta merasa nyaman selama seminar berlangsung.
Persiapan yang matang wajib dilakukan semuanya mulai dari transportasi, penginapan sampai dengan catering.
Dalam hal ini pengalaman langkah production yang bergerak dalam bidang jasa event organizer untuk seminar sangat bisa diandalkan. Beberapa seminar dan workshop selalu sukses kita adakan baik yang di dalam kota maupun luar kota.
Konsep seminar biasanya mengikuti dari tema yang dibawakan pada seminar itu dan di modifikasi untuk membuat seminar lebih menyenangkan dan tidak membosankan bagi para pesertanya, seperti seminar pada umumnya.
Langkah pro sebagai event organizer yang professional selalu mengalirkan ide-ide segar dalam pengaplikasiannya di lapangan.

Launching product

Posted by Kampoeng Sereh 19.14, under | No comments

Launching produk adalah event yang paling sering kita dapati di sekeliling kita. Ukuran kesuksesan dari launching produk adalah banyaknya pengunjung datang yang merupakan target sales dari produk itu sendiri. Sejauh ini semua yang menggunakan jasa kita sebagai event organizer sangat puas dan mengulangi lagi untuk produk-produk berikutnya.

Konsep yang dipakai pada setiap event launching produk berbeda-beda menyesuaikan dengan tema dan produk sebagai objeknya.
Beberapa cara dipakai untuk menaikkan rating event ini seperti menggunakan jasa celebrity / public figure, tentunya kami kemas didalam konsep yang kreatif.
Dengan pengalaman yang kami miliki, event seperti ini menjadi lebih meriah dan creative untuk dinikmati pengunjungnya. Dikarenakan event berdasarkan konsep dan ide yang fresh.



 
FAMILY / COMPANY GATHERING, SCHOOL REUNION , OUTDOOR ACTIVITY ORGANIZER, PROMOTION STORE EVENT,WEDDING EVENT, VIDEO SHOOTING AND MUSIC SHOW ORGANIZER ---- CONTACT NUMBER: 08989222254, 02196222254 (ALAN)